Adinda Balsam merasa dunianya tak cuma satu, tapi tiga. Dunia tempat kakinya berpijak, dunia tempat kepalanya tinggal, dan dunia tempat keduanya tindih menindih.
Dunia di kepala Balsam penuh imajinasi dan pertanyaan yang tak berkesudahan. Bermula dari bujukan seorang teman, Adinda Balsam akhirnya luluh ikut masuk ke pesantren di pucuk Jawa Timur. Sekolah yang ia pikir akan baik-baik saja ternyata membawa malapetaka. Hari-harinya penuh tekanan dan hukuman hingga nyaris tidak naik kelas. Dia kehilangan orang yang dia cintai. Dia bahkan bertemu paus pembunuh di bak mandi sekolah.
Namun, di pesantren itu juga Balsam bertemu sahabat-sahabat terbaik. Manusia-manusia kuat yang mengajarkannya banyak hal. Hanya saja, apakah itu cukup membuat Balsam bertahan hingga lulus? Atau selamanya ia akan tersesat dalam pikiran yang berkelindan?