Pantas saja Layla menjuluki dirinya sebagai The Unfortunate, orang yang tidak pernah beruntung, kenyataannya memang dia bukan orang yang didekati Dewi Fortuna. Gagal kuliah karena pernikahan mendadak kakak laki-lakinya, sampai terpaksa tinggal sendiri di Jakarta dan bekerja sebagai pelayan di restoran cepat saji, adalah sebagian kecil dari daftar kesialan yang pernah dialami gadis yang menganggap menemukan stiker berhadiah di bungkus kopi hanyalah mimpi. Daftar rentetan kesialannya bertambah saat sosok putih transparan yang patah hati bernama Arta muncul dalam kehidupannya. Layla semakin yakin keberuntungan memang bukan untuknya. Tapi apakah Layla tetap menganggap Arta sebagai wujud ketidakberuntungannya setelah Arta menjadi penopangnya, ketika orang yang ia cintainya mengkhianatinya?